Terakhir Diperbarui pada 10 April 2022 oleh penyelam
BERITA SELAM
Perubahan warna memungkinkan bintang rapuh untuk melihat
Bintang rapuh merah Ophiocoma wendtii. (Gambar: Lauren Sumner-Rooney)
Bintang rapuh tidak memiliki mata tetapi satu spesies untuk pertama kalinya terbukti mampu melihat – berkat kemampuannya mengubah warna dari siang ke malam. Ini hanyalah contoh penglihatan kedua yang diketahui pada hewan tanpa mata.
Sebuah tim internasional yang dipimpin oleh Lauren Sumner-Rooney dari Museum Sejarah Alam Universitas Oxford telah menetapkan bahwa bintang getas merah Ofiocoma wendtii dapat melihat jalan di sekitar terumbu karang Karibia.
Spesies yang berubah warna dari merah terang di siang hari menjadi krem di malam hari, diketahui memiliki sel-sel yang sensitif terhadap cahaya dan tampak tidak menyukai cahaya.
Para peneliti melakukan ratusan eksperimen perilaku pada bintang rapuh untuk menunjukkan bahwa pada siang hari bentuk penglihatan kasar mereka memungkinkan mereka membedakan area dengan kontras cahaya. Hal ini memungkinkan mereka berpindah ke wilayah yang mereka yakini akan memberikan perlindungan lebih baik dari predator.
Namun, tim terkejut saat mengetahui bahwa respons tersebut menghilang pada malam hari, meskipun sel peka cahaya masih tampak aktif.
Mereka menelusurinya pada perubahan warna siang/malam. Bintang rapuh yang lebih pucat, Ofiocoma pumila, yang juga ditutupi sensor cahaya tidak berubah warna di malam hari, dan tampak tidak dapat melihat.
4 Januari 2020
[banner adrotate = ”11 ]
[banner adrotate = ”12 ]
[banner adrotate = ”13 ]
[banner adrotate = ”14 ]
[banner adrotate = ”15 ]
[banner adrotate = ”16 ]
Menggunakan digital model sel penginderaan cahaya kedua spesies, para ilmuwan menunjukkan bahwa pada siang hari pigmen masuk Oh ayolah cahaya terbatas mencapai sensor pada sudut sempit. Tanpa pigmen ini, seperti pada Wahai pumila atau pada malam hari Oh ayolah, cahaya dapat mencapai sensor dari sudut yang jauh lebih luas, sehingga penglihatan menjadi tidak mungkin dilakukan.
Para ilmuwan sekarang akan menguji apakah satu spesies bulu babi – satu-satunya hewan lain yang diketahui dapat melihat tanpa mata – juga berubah warna sebagai respons terhadap tingkat cahaya.
Turut terlibat dalam penelitian ini adalah Smithsonian Tropical Research Institute di Panama, Museum für Naturkunde di Berlin, Universitas Lund dan Institut Teknologi Georgia.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Current Biology.
[banner adrotate = ”37 ]
[adrotate group = ”3 ″]
[banner adrotate = ”16 ]
[banner adrotate = ”22 ]
[adrotate group = ”4 ″]
[banner adrotate = ”31 ]