BERITA SELAM
Menyelam dengan tenang? Pikirkan dua kali tentang Sabah
Gambar: Cindy Valton George.
Dua tersangka pelaku pengebom ikan sedang dicari oleh polisi di Malaysia, setelah ledakan di bawah air mengguncang sembilan penyelam wisata dan empat profesional yang sedang menyelam di taman laut.
Insiden itu terjadi di lepas pantai Pulau Gaya pada sore hari tanggal 30 Januari. Pulau ini terletak di dalam Taman Tunku Abdul Rahman, kawasan lindung di Sabah, negara bagian Malaysia di Kalimantan utara.
A video diambil dari kapal selam dan kemudian diposting secara online menunjukkan dua pria, masing-masing menaiki “perahu pompa” kecil. Para penyelam sedang naik ke tempat pemberhentian aman mereka dari ketinggian sekitar 7m di sebuah lokasi bernama Turtle House ketika mereka merasakan efek gelombang kejut dari sebuah ledakan.
“Kami beruntung tidak ada gendang telinga kami yang pecah atau kami pingsan di bawah air, karena ledakannya sangat keras,” menyelam pengajar Cindy Valton George mengatakan kepada pers lokal. Kelompoknya termasuk penyelam yang berkunjung dari Amerika Serikat, Swedia, Republik Ceko, Tiongkok dan India.
Setelah menjemput para penyelam, kapten kapal selam mengikuti “orang-orang yang tampak mencurigakan” selama sekitar 15 menit sambil melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas Taman Sabah.
Ikan mati terlihat mengambang ketika perahu mendekati orang-orang yang telah bergerak menuju desa pulau. Polisi kemudian menyita sebuah perahu.
Menurut New Straits Times, penyelam profesional di Sabah telah menghitung setidaknya 80 ledakan serupa dalam tujuh bulan terakhir. George mengatakan, kejadian tersebut merupakan kejadian biasa dan selalu dilaporkan ke pihak berwajib melalui grup WhatsApp.
3 Februari 2020
Dia mengatakan bahwa, meskipun penyelam lokal sudah terbiasa melakukan pengeboman ikan, pengalaman jarak dekat seperti itu sangat mengejutkan bagi penyelam yang berkunjung, dan bahwa insiden serius kemungkinan besar akan terjadi cepat atau lambat. Namun meskipun telah membayar biaya konservasi ke Taman Sabah dan meminta patroli rutin, katanya, “tidak ada tindakan yang dilakukan”.
Tahun lalu tiga penyelam scuba – seorang lokal ahli selam dan dua turis Tiongkok – meninggal karena luka dalam yang diduga akibat penangkapan ikan dengan bahan peledak di Pulau Kalapuan, Sabah, seperti dilansir Divernet.
Pelaku bom ikan menggunakan peralatan buatan sendiri yang terbuat dari campuran pupuk-parafin dalam kemasan botol.